INSOMNIAEnt.id – Ada beberapa musisi dari band alternative yang memiliki proyek pribadi yang memakai moniker dengan nama sendiri, sebut saja J Mascis dari Dinosaur JR., Stephen Malkmus dari Pavement, ataupun Bob Mould selepas membubarkan Husker Du. Terkadang karakter signature dari musik band sebelum tetap muncul di proyek solo mereka, namun biasanya kebebasan kreatif dalam produksi dan eksplorasi musik selalu solo karir.
Hal ini dilakoni Dika Bagja, gitaris dan vokalis dari dua band alternative underrated di Bandung, yang menurut kami band esensial di scene alternative lokal, S0RRA dan Somnyfera. Dika mencoba menjelajahi proses kreatif yang berbeda dengan di dalam sebuah band. “semenjak tahun kemarin, tapi tiba-tiba merasa harus start awal tahun ini, alasannya simple karena penasaran aja hahaha.. penasaran gimana jadinya kl bikin proyek music baru tapi pake nama sendiri kira2 seperti apa respon dari semesta,” kata Dika.
Hasilnya dua lagu (Beruang Madu dan Molekul Ingatan) yang terdapat di maxi singles Beruang Madu, dan baru saja dirilis Anoa Records pada 1 April. Bagi label Jakarta tersebut, Dika Bagja hadir dalam bentuk musik yang berbeda dengan S0RRA dan Somnyfera, lebih ke indierock namun masih menyisakan sedikit signature gitar Dika di kedua band tersebut.
Dalam proses rekaman, Dika dibantu oleh rekan bermusik di Somnyfera, Rendy Pandita (drummer Somnyfera) & Aldy Valchon (bassist Somnyfera). Total seminggu proses produksi maxi singles ini, dikerjakan bertiga, termasuk mixing dan mastering oleh Rendy. “Saya tahu mereka berdua paham maksud saya, dan bahkan Rendy saya kasih demo mentah hasil rekam HP, dia tau beat drum yg tepat buat musik saya. Rekamanya juga dirumahnya di Tower of Anarchy Studio,” kata Dika.
Single utama maxi singles ini dipilih lagu Beruang Madu. Lirik lagu ni yang berbeda dengan S0RRA dan Somnyfera yang dikenal absurd, eklektik. Ternyata liriknya tentang mendiang ayah Dika yang berpulang karena jatuh sakit. “Lirik lagu Beruang Madu berisi motivasi atau hiburan jiwa untuk mendiang ayah saya ketika jatuh sakit. Beruang madu adalah gambaran imajinasi saya kecil tentang sosok ayah saya yang berbadan besar dan brewok namun baik hati,” jelasnya tentang sang ayah Wahyu Gumelar Soeriawinata, wafat 2022.
Dika sendiri setelah merilis Maxi Singles sudah punya niatan, yaitu merilis EP atau LP. Namun dia tak mau terlalu muluk-muluk, namun bisa manggung di acara-acara kecil untuk membawakan lagu proyek solonya ini. “ Tunggu saja, mau bersiap-siap dulu ngumpulin personil bandnya hehe,” kata Dika yang terpengaruh dengan band-band seperti The Muffs, The Breeders, Pixies, Mudhoney, Syd Barrett, Swervedriver, Teenage Fanclub, Ash, Superdrag, Sonic Youth, the Smashing Pumpkins, dan Nirvana.