Dzul: Melampaui Sekat, Mengeksplorasi Suara

“Menuju Lawatan di Selingkar Asia”

INSOMNIAEnt.id – Seni sebagai medium katarsis juga memantik pelakunya untuk selalu merasa ‘haus’ dan terus berkarya. Tidak hanya dalam satu bentuk, namun bisa menuju bentuk-bentuk maupun konsep lain yang masih memiliki benang merah.

Musik, dalam hal ini yang mewakili DF Ahmad dalam prosesnya menuangkan ide-ide dan berkontemplasi juga memantik dirinya melampaui sekat-sekat maupun konsep yang selama ini membatasi.

Dikenal sebagai personil dari berbagai kelompok kugiran, belum lama ini DF Ahmad merilis sebuah komposisi lewat konsep solo terbarunya yang diberi nama dzul. Sebagai musisi multi-disiplin, Dzul adalah upaya menghadirkan komposisi sederhana bersama dengan nuansa atmosferik guna membangun pengalaman mendengarkan yang intensif. Dzul ingin agar pendengar dapat melakukan interpretasi lewat cara mereka masing-masing.

Seluruh komposisi yang dikemas dalam bentuk album berjudul, “a far cry” ini dapat didengar lewat beberapa platform musik seperti Bandcamp dan Soundcloud. Kehadiran karya milik dzul menjadi rangkuman sekaligus refleksi atas rangkaian peristiwa yang ia alami selama satu tahun kebelakang.

Tidak berhenti sampai di situ, dzul ingin membawa musiknya menuju cakupan audiens yang lebih luas. Awal tahun 2020, tepatnya bulan Januari, dzul akan singgah ke beberapa negara di selingkar Asia, dalam lawatannya bertajuk “a far cry beyond infinity”.

DF Ahmad sekaligus menjawab tantangan, sebab sebagai seorang musisi–dalam proyek solonya kali ini ia menemukan berbagai hal yang tidak ia temui selama berkonsep dalam format band. Lewat tur ini, sebagai musisi yang hadir dari skena musik yang berbeda pula, dzul ingin mengamati atmosfer panggung dan cara kerja skena di masing-masing negara.

 


TENTANG DF AHMAD

Dzul Fawaid Ahmad adalah musisi, produser, dan entepreneur kelahiran Blora, 22 Desember 1995. Karirnya dimulai sejak memasuki jenjang pendidikan menengah, Pipeng (panggilan akrab) bermusik bersama teman sekolah sebagai penabuh drum. Berangkat dari hobinya itu, ia kemudian merintis usaha pembuatan alat instrumen drum, FAD Drum.

Sebagai musisi, ia tergabung dalam beberapa grup diantaranya; Tiderays, Sunlotus, Vice Versa, serta mengisi beberapa proyek musik sebagai session player dan kolaborator. Hingga kini, beberapa grup yang dinaunginya masih aktif membuat rilisan dan melakukan pertunjukan. Bersama Tiderays, dimana ia selaku produser dan personil–telah melakukan pertunjukan di Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam dan Singapura dalam rangkaian tur bersama band asal Semarang, AK//47 bulan Juli-Agustus lalu.

Dzul, moniker proyek musik solonya juga tercatat aktif di beberapa acara dan festival musik lokal. Salah satunya sebagai kolaborator di panggung Post Rock Fest (Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019).

Share :

Baca Juga