INSOMNIAEnt.id – Main musik engga perlu serius, kaya lagi Ujian Nasional aja. Main musik itu harus dinikmati dengan jujur, tidak perlu memikirkan berbagai pakem yang hanya akan membatasi kreativitas.
Kira-kira itu lah yang tergambarkan pada sekelompok anak muda yang tergabung dalam Buram. Sebuah grup band indie rock yang akhir-akhir ini mencuri perhatian kalangan Sidestream di Serang dan Cilegon karena musik dan liriknya.
Terbentuk tahun 2016, Buram sepakat untuk memainkan musik yang tidak biasa, malah cenderung “Kentang”. Namun di situ lah sisi uniknya band ini. Lirik cengeng dengan cerita tak tuntas, berdurasi singkat, plus sound gitar fuzz, adalah kekuatan dan ciri khas Buram.
Ditemui usai mengisi showcase di Salbai 34 Venue, sang gitaris, Wanda menceritakan bagaimana awalnya Buram terbentuk.
“Pertama terbentuk namanya “Kill The Skill”, cuma karena kepanjangan diganti jadi Buram biar lebih gampang diingat aja,” kata Wanda.
Buram terdiri atas Wanda (Gitar/Vokal), Wendy (Vokal), Norman (Bass), Bayu (Gitar), dan Uda (Drum). Bisa dibilang ini adalah side project dari masing-masing personilnya. Karena sebelum di Buram, Wanda lebih dulu dikenal sebagai gitaris punk rock Dope Hope dan SKCL.Begitu juga dengan Bayu yang menjadi partner Wanda di Dope Hope.
Lalu Wendy lebih sangar, menjadi frontman band grindcore, Bjorn. Sedangkan Uda, penjaga ritme di unit Pop, Esok.
“Kami membentuk Buram engga ada misi khusus, masih sekadar bersenang-senang dan berkarya aja. Kalau ada yang respect sama karya kita, itu dianggap bonus aja,” seloroh Wanda.
Ketika disinggung soal musik mereka yang singkat, Wanda kembali mengungkapkan bahwa hal itu menjadi salah satu alasan dibentuknya Buram.
“Bikin lagu berdurasi pendek itu memang karena ciri khas dari Buram, biar lebih to the point dan gampang diingat. Apalagi di band sebelumnya kan bikin lagunya panjang-panjang dan serius, jadi biar beda aja,” sambung Wanda.
“Walaupun durasi lagunya singkat, tapi padat, dan bertenaga,” timpal Wendy seraya memperagakan gimmick berotot ala Ade Rai.
Salah satu single yang menyita perhatian “Aku Adalah Koran dan Dufan” menjadi sebuah representasi gaya musik Buram yang cuek dan terkesan nyeleneh. Kemudian Wanda menceritakan proses kreatif lagu yang berdurasi 1 menit 14 detik itu itu.
“Awalnya karena baca status di instastories nya si Wendy. Akhirnya dibikin lagu. Maksudnya sih koran dan Dufan itu ceritain cewek yang kalau lagi sedih minta dihibur seolah-olah Dufan. Kalau koran, itu mengibaratkan saat cewek itu baca pesan dichat, tapi cuma diread doang kaya lagi baca koran,” beber Wanda yang diikuti gelak tawa personil lainnya.
“Lagu galau sih sebenernya, tetapi kami kemas seceria mungkin,” imbuh Wanda coba kembali serius.
Sama selayaknya band-band lain, Buram pun memiliki keinginan terbesarnya dalam membuktikan eksistensi mereka dalam bermusik. Meski Buram baru seumur jagung, namun mereka menegaskan keseriusan untuk melesat diskena sidestream.
“Harapannya semoga cepat rilis album dan tetap bersenang-senang dengan bermusik,” tutup Wanda.
Dengarkan lagu Buram, Aku Adalah Koran dan Dufan di sini. (FCH).