INSOMNIAEnt.id – Mendengar nama Riki Irawan, kayanya sebagian orang diskena musik Sidestream Banten akan bingung. Tapi tidak ketika menyebut Riki Poring. Nama ini nampaknya lebih familiar dibanding nama yang tercantum di akte lahirnya.
Gambaran tentang nama yang satu ini mungkin akan terbesit dengan dengan berbagai pandangan.
Punk, begajulan, gembel, mohawk, atlet pejalan kaki dari Cilegon-Serang, kekar, sangar, sampai titisan Glenn Fredly, merupakan sebagian kecil pandangan orang terhadap Riki Poring pada masa lalu maupun sekarang.
Tapi di luar itu, Riki Poring –sapaan akrabnya– memiliki pengaruh terhadap scene underground khususnya Punk di Serang dan Cilegon.
Pengaruhnya itu tercatat manakala Om Riki ikut membesarkan Clinic, Sploist, The Minded, hingga keawetan A.S.S sampai saat ini yang masih berkarir di tengah kesibukan personilnya.
Om Riki memang bukan frontman, bukan jubir disetiap band yang diperkuatnya. Tetapi Om Riki adalah mesin penghasil dan penyuplai musik hingga lirik yang ciamik.
Perannya yang kurang terekspose, justru diamininya. Karena dengan begitu, Om Riki merasa lebih leluasa dalam berkarya.
Dalam suatu kesempatan, Om Riki blak-blakan tentang band-band yang pernah digawanginya.
Dia sih ngaku kalau semua band yang pernah disinggahinya, buat dia nyaman. Tapi, tingkat kenyamanannya ternyata berbeda-beda.
“Semua nya nyaman, tapi yang paling nyaman ya yang terakhir, lah. Karena gua sampai sekarang masih jadi personil,” celetuknya.
Pernyataan itu bukan ucapan semata. Karena meski nge-Punk, Om Riki tetap menyelesaikan pendidikannya sebagai Sarjana Teknik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Bahkan D.I.Y itu diterapkannya sampai saat ini Om Riki mampu membangun sebuah usaha dibidang seluler.
Nah, beberapa hari lalu tim InsomniaEnt sempat mewawancara Om Riki. Simak hasil wawancara singkat kami berikut ini dengan Riki Poring.
Q: Setelah mencicipi ngeband dengan berbagai player, diantara Sploist, The Minded, A.S.S, dan Second Audio Stars, mana yang paling nyaman?
A: Yang paling nyaman di A.S.S, meskipun sekarang pada sibuk tapi tetap jalan. Dan gua masih jadi personilnya. Di Clinic juga. Di sini gua ngerasa nyaman karena anak bawang, alias paling muda. Hehe. Musiknya juga gua suka. Lagu-lagunya Clinic itu paling nyaman lah. Kalau mereka engga bubar dulu, mungkin gua masih di Clinic.
Kalau Sploist managementnya engga oke, engga sesuai dengan passion gua yang cuek. Di The Minded personilnya ribut mulu. Nah kalau di S.A.S, personilnya angot-angotan, bikin engga semangat.
Q: Hampir disetiap band yang diperkuat, Om Riki berperan penting dalam proses penciptaan lagu, dan rata-rata pasti booming. Ada trik khusus engga sih?
A: Ada, lo meski bisa ngerasain jadi seseorang yang ada dilagu itu. Terus teks dan musiknya harus disesuaikan dengan suasananya. Jadi kalau galau ya galau. Intinya lo mesti bisa masuk dulu ke suasana di lagu itu. Anggap lo yang ngalamani gitu.
Q: Bisa kasih contoh spesifiknya?
A: Kadang gua bikin lagu suka ngehayal. Contohnya temanya soal cowok sama cewek, berteman dari kecil. Tiba-tiba pas udah gede, si cowoknya suka. Tapi ga berani nembak karena takut nanti malah dijauhin sama si cewek.
Nah itu kan suasana yang bisa lo bikin ceria atau lo bikin sedih. Tinggal liat teksnya, kalau jadinya serada galau ya dibuat galau juga musiknya. Kalau engga ya engga.
Q: Dari puluhan lagu yang diciptain bersama berbagai band, lagu mana yang paling berkesan? Dan paling sulit pengerjaannya?
A: Yang berkesan itu udah pasti “Hampa” The Minded. Kalau paling sulit, itu lagunya “Usai” A.S.S. Karena lagu itu sebenarnya udah dibuat sama A.S.S dan musiknya itu ngePop Punk banget. Dan gua berusaha untuk ubak musiknya jadi Punk sama sedikit sentuhan Hardcore tanpa mengubah nada vocal. Jadi ya lumayan lama prosesnya. Buat gua lebih cepat bikin lagu yang belum jadi daripada mengubah lagu yang udah jadi.
Q: Biasanya bikin lagu butuh berapa lama?
A: Paling lama 1 bulan, tapi kalau paling cepet 1 malam juga beres. Haha
Q: Kalau lagu band lokal yang paling berkesan?
A: Hmmm, “Selamat Jalan Kawan” miliki Suck-It 26. Gua suka lagu itu karena dengan usia gua yang udah menginjak 40 tahun, banyak teman-teman seperjuangan gua dulu yang lebih dulu ninggalin kita. Pas denger lagu itu jadi inget dan berasa banget kehilangan.
Q: Pernah nyumbang lagu engga sih Om ke band-band lain di luar band Om Riki?
A: Pernah, dan cukup banyak. Gua pernah bikinin lagu buat The Nothingham, Still You Remember, Valiant Kullo. Termasuk track “Yang Terhebat” di album Reasonansi nya Valiant Kullo yang baru dirilis.
Q: Terakhir Om, sebagai songwriter handal, ada pesan-pesan engga buat band-band yang baru mulai berkarir bikin lagu?
A: Wiih, songwriter handal. Ngeri amat. Biasa aja akh. Jadi gini, saran gua kalau untuk band-band yang baru, ya buat lagu sendiri. Jangan sering-sering bawa lagu orang. Karena dengan buat lagu sendiri pasti nanti karakter dari si masing-masing personil pun bisa keliatan. Ujungnya nanti band itu punya karakter.
Jadi kelebihan bagi band yang sering buat lagu sendiri, itu menurut gua lebih beruntung karena mereka bakalan bisa nemuin karakter band nya sendiri yang bisa ngebedain dengan band-band yang udah ada. Jadi kalau orang lain dengar lagu mereka, pendengar bisa langsing tau kalau itu bandnya si A, misalkan.