INSOMNIAEnt.id – Band folk etnik asal Jogja, Rubah Di Selatan merilis sebuah film dokumenter mengenai perjalanan mereka selama melakukan tur ke Eropa pada bulan Juli lalu.
Film berdurasi 30 menit ini dilabeli From Paris To Paris – Rubah di Selatan Europe Tour dan disutradarai oleh Gilang Pultn dan Teateoy.
Dokumenter ini menampilkan kisah Rubah Di Selatan ketika mereka menghibur para bule di belahan Eropa mulai dari Belanda, Luxembourg, Prancis, dan Jerman.
Grup yang digawangi Mallinda (vokal), Gilang (gitar), Adnan (keyboard), dan Ronie (udupot/etnik perkusi) ini memulai turnya di Eropa pasca terpilih sebagai duta dari Siasat Trafficking Europe Tour.
Sebelumnya, mereka menyisihkan lebih dari 400 musisi yang juga mengikuti ajang tersebut. Rubah Di Selatan menjadi satu-satunya band yang berangkat mengelilingi Eropa bukan hanya untuk bermusik namun, sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia.
Rubah Di Selatan meletakkan unsur tradisi bukan hanya sebatas lirik, namun juga pada alat musik dan kostum yang mereka kenakan setiap tampil di panggung.
Menggabungkan lirik populer kekinian, instrumen musik lokal dan penampilan khas Indonesia menjadi ruh dalam musik Rubah Di Selatan. Misalnya, pada lagu Mata Air Mata, liriknya menggambarkan sejarah mengenai selokan Mataram yang menyatukan dua sungai, yaitu sungai Progo dan Code.
Sejauh ini, kuartet asal Sewon, Bantul ini sudah menelurkan tiga single, selain Mata Air Mata, nomor lain yang juga mendapat respon positif dari penikmat musik folk ialah Merapi Tak pernah Ingkar Janji. Rencananya, Rubah Di Selatan akan mengemas karya dalam sebuah album perdana pada akhir tahun mendatang.(FCH)