Pandemi bisa menggelayuti tahun 2020 dengan berbagai macam persoalan, tetapi terkadang tak mematikan hal-hal yang menyenangkan. Dan mungkin menjadi pelarian yang tak susah amat, dan bisa dinikmati siapapun. Ajie Gergaji melakukannya lagi setelah merilis secara digital lagu Yearnings bersama Alexandra J. Wuisan dan Kimun666, di bulan Juni lalu.
Kali ini Ajie me-remake lagu Layung Beureum dari Trah Project, band electronic/world music dari Bandung. Pertama kali melihat mereka, 9 tahun lalu pada sebuah acara di IFI, Ajie kepincut dengan konsep lagu tersebut yang kental dengan sentuhan budaya tradisional Sunda.
Arti Layung Beureum sendiri adalah Lembayung Merah yang memberi kesan langit yang begitu indah saat sore hari tiba dikala matahari akan terbenam. “Suasana lagu yang menyenangkan
tercipta sesuai dengan judulnya. Mengingatkan masa kecil kala sore hari bermain riang bersama teman-teman” jelas Ajie yang merupakan frontman dari Themilo.
Trah Project sendiri adalah band yang didirikan oleh Indra Jenggot, Iman Jimbot, dan Gigi Priyaji. Perkenalan Ajie dengan mereka, memuluskan dirinya untuk menggubah kembali lagu
Layung Beureum dengan instrumen minimalis dan intepretasi berbeda dari Ajie. “Nggak bisa keluar rumah, lalu menerjemahkan Layung Beureum ke dalam versi saya sendiri tanpa
mengurangi esensi dari keriaan lagu tersebut,” kata Ajie yang merekam lagu ini di bulan Mei, saat lockdown pertama.
Ajie Gergaji sendiri diluar Themilo, gemar meracik lagu-lagu yang bernuansa synth, loop, dan sejenisnya. Yearnings yang dirilis bulan Juni lalu, memiliki racikan serupa, dimana Ajie
berkolaborasi dengan Alexandra J. Wuisan (Sieve) dan Kimun666 (eks Burgerkill). Layung Beureum kini sudah bisa didengarkan di berbagai platform digital dan bandcamp, per hari
Jumat, 16 Oktober 2020. Dirilis oleh Anoa Records.