Intip “Lanskap” Sumatera Barat dalam Ratusan Sketsa Lukis  

INSOMNIAEnt.id – Komunitas Gubuak Kopi baru saja menggelar pameran Kurun Niaga #2 bertajuk “Lanskap”. Pameran ini merupakan presentasi publik dari proyek seni “Kurun Niaga”,sebuah studi tentang sejarah perniagaan di Solok secara khusus dan Sumatera Barat secara umum.

[Baca juga]

Orkes Taman Bunga Semakin Merekah Dalam EP Kedua

Pameran yang diselenggarakan sejak 28 Desember 2020-2 Januari 2021 ini melibatkan partisipan dari berbagai macam disiplin, untuk membaca kembali arsip-arsip, baik itu berupa arsip fisik, ingatan, serta narasi yang berkembang di kalangan warga. Kemudian pembacaan ini dipresentasikan dalam medium seni, buku, dan peristiwa seni. Ini adalah seri kedua, sedangkan Kurun Niaga pertama bertajuk “Kala Negeri Dikelola Pemodal” diselenggarakan tahun 2019 lalu.

Suasana Pameran Kurun Niaga. (Dok. Gubuak Kopi)

Beberapa diantara mereka yang terlibat merupakan visual art yang memiliki signature kuat dalam setiap karyanya. Sebut saja Albert Rahman Putra, M. Biahlil Badri, Biki Wabihamdika, Dika Adrian, Verdian Rayner, dan Volta Ahmad Jonneva.

Suasana Pameran Kurun Niaga. (Dok. Gubuak Kopi)

Pameran dibuka oleh Albert Rahman Putra selaku kurator proyek, di Galeri Rumah Tamera, Solok. Dalam pengantarnya Albert menyampaikan, bahwa dalam pameran ini para seniman diundang untuk mengamati perubahan “garis-garis” alam yang dipantik oleh perubahan jalur transportasi internal di Solok. Tidak hanya itu, para seniman yang terlibat juga menemukan catatan-catatan antropologis, sosiologis dari fenomena geografis tersebut.

Suasana Pameran Kurun Niaga. (Dok. Gubuak Kopi)

Selama berproses para seniman diajak untuk mengunjungi beberapa titik pebukitan di Solok, seperti Payo, Aripan, Gantung Ciri, dan lainnya. Juga beberapa wilayah yang cukup signifikan terkait priode “Kurun Niaga” yakni Sawahlunto, kota tambang yang memantik hadirnya jalur transportasi baru, juga Singkarak, sebagai wilayah yang dilewati jalur keluar batu bara pada masa kolonial. Jalur-jalur ini menghadirkan titik-titik pemukiman baru, pusat baru, dan juga persoalan-persoalan baru.

[Baca juga]

69 Performance Club Hadirkan Fotografi Performans

Dalam penyataannya Albert menyampaikan, kuasa pemangku kebijakan terhadap jalur transportasi turut menentukan dinamika sebuah wilayah. Isu ini cukup signifikan untuk dibahas, mengingat kita di Indonesia sejauh ini masih saja bertemu dengan persoalan lingkungan industri, jalur transpotasi niaga, sirkulasi ataupun akses antar kota. Selain memproduksi sketsa, seniman partisipan juga melakukan diskusi terarah untuk memahami aspek pengetahuan dari “keistimewaan” alam Sumatera Barat.

Suasana Pameran Kurun Niaga. (Dok. Gubuak Kopi)

Pameran ini menghadirkan lebih dari seratus sketsa yang dibuat pada bulan November hingga Desember 2020, dalam bingkaian seni sebagai metode riset. Infromasi lainnya terkait proses dan pameran dapat diakses di www.gubuakkopi.id. (Rls)

Follow Us

Latest News