Kompilasi Golongan Putih, Antara Pemilu dan Penipu

INSOMNIAEnt.id : Sistem Pemilihan Umum (Pemilu) dan demokrasi perwakilan yang selama ini dijalankan di Indonesia, nyatanya tidak melulu berdampak positif. Meski melalui system itu penduduk Indonesia bisa lebih leluasa dalam menyalurkan hak aspirasinya, namun hasilnya cenderung jauh panggang dari api.

Karena dengan diberlakukannya Pemilu yang digadang-gadang paling demokratis, justru ibarat dua sisi mata pisau yang memiliki efek baik dan juga dampak merugikan. Tapi kalau melihat kondisi saat ini, sepertinya lebih banyak merugikannya. Salah satu akibat yang memuakkan adalah munculnya berbagai politisi yang malah seringkali menipu melalui media seni-budaya.

Kegusaran akan hal itu, diungkapkan oleh Kolektif Simpul Api yang kemudian menginisiasi sebuah kumpulan nada berbentuk album kompilasi.

“Kumpulan tembang tersebut kami namakan Kompilasi Golongan Putih, yang sekaligus menjadi semacam monumen penolakan akan sistem pemilihan umum dan demokrasi perwakilan yang selama ini dijalankan di Indonesia,”

Demikian yang tertulis dalam siaran pers Kolektif Simpul Api yang diterima insomnisent.id, Rabu (11/7).

“Kolektif Simpul Api adalah komunal bebas yang otonom sekaligus organ taktis anak muda dalam merespon Pilkada 2018 – 2019. Kami membangun kesadaran politis tanpa harus menjadi politisi yang berkali-kali menipu melalui media seni-budaya,”

Rencanya, kompilasi yang terdiri atas 8 komposisi lintas genre ini akan dicetak dalam format Compact Disk (CD) disertai dengan booklet sebagai materi penguat dari wacana yang ditawarkan. Dikemas terbatas 50 keping dimana hasil penjualan diperuntukan kerja-kerja kolektif yang otonom.

Namun, packa 50 keping rilisan fisik itu terjual, mereka akan mengunggahnya diberbagai platform layanan musik digital dan bebas unduh.

Harapannya, materi yang mereka tawarkan mampu memantik wacana serupa diranah apapun, dimana setiap orang mampu terlibat aktif dalam pengambilan keputusan dari setiap proses dan hasil kerja.

Mereka meyakini jika setiap orang memiliki kuasa untuk mengatur diri sendiri atau setidaknya terlibat aktif dalam penentuan kelangsungan hidupnya. Hal yang lebih menyebalkan dari diperintah adalah memilih siapa yang akan memerintah.

Rayakan!

Follow Us

Latest News