Cryptical Death Merespons Duka Dunia dengan Pralaya Semesta

INSOMNIAEnt.id – Grinding Hardcore Punk asal Jakarta, Cryptical Death merampungkan album barunya, berjudul Pralaya Semesta. Album ini sekaligus menjadi paket penutup dari trilogy single Pandemik Semesta yang rilis pada 18 Desember 2023 dan single Zaman Kegelapan pada 1 Januari 2024.

Album yang berisi 12 track ini, dirilis melalui Disaster Record pada 14 Februari 2024 kemarin dalam format cakram padat.  Pralaya Semesta dirancang sebagai soundtrack untuk perubahan global dan nasional yang tengah berlangsung sejak pandemi, disambung kejahatan genosida yang berlangsung di Palestina sampai gelora pesta demokrasi nasional.

[Artikel lain]

Grup Hardcore Aceh Ini Nyatakan “Perang” Dengan Pemerintah

Setiap lagu yang disusun Cryptical Death memiliki keterkaitan dan keterlekatan dengan berbagai peristiwa-peristiwa penting yang ada sebagai bentuk respons dan refleksi kritis Cryptical Death. Mereka menawarkan sudut pandang pada peristiwa-peristiwa tersebut dan menyuguhkan interpretasi secara musikalitas dan lirik untuk pendengarnya.

Bersamaan dengan itu, kawanan Epik (Drum), Komar (Bass), Toan (Gitar), Farid (Gitar), Karib (Vokal) ini juga melepas nomor Pralaya Palestina secara digital sebagai bagian pamungkas dari perjalanan triloginya.

Pralaya Semesta bukan sekadar single penanda perilisan album barunya. Namun lebih dari itu, Cryptical Death memilih track ini sebagai “stimulus” karena mempunyai makna krusial sebagai respons terhadap kehancuran yang dialami Palestina.

Sampul album Pralaya Semesta. (Dok. Cryptical Death)

Lagu Pralaya Palestina adalah lagu terakhir yang diciptakan Farid dan menjadi aransemen musik yang terakhir direkam. Disaat Cryptical Death memulai rekaman pada bulan Oktober 2023, peristiwa genosida Oktober bangsa Palestina dimulai.

Dalam proses rekaman yang tengah berlangsung, Farid menawarkan sebuah materi dengan komposisi yang berbeda dengan lagu-lagu lainnya. Dengan tempo pelan dan nada kelam diawali petikan gitar, komposisi lagu yang diciptakan membuat siapapun tertegun membayangkan apa yang tengah berlangsung di Palestina.

[Artikel lain]

Kuintet Hardcore/Punk, Maio Rilis Debut Album Via HSTD Records

Beberapa nama kolaborator muncul dan pilihan jatuh pada Yuda Rapolusi, seorang aktivis dan seniman dari kota satelit industrial Karawang. Dia didaulat menjadi aktor rap battle. Selain itu, band yang tumbuh era 90an ini, juga mengajak Kania A, seorang seniman multi talenta dengan suara yang mampu mengambarkan apa yang Cryptical Death bayangkan sebagai collateral beauty. Untuk menambah nuansa dramatis, mereka juga menyelipkan suara anak-anaknya sebagai upaya mewariskan kesadaran dan kepedulian bagi generasi mendatang.

Selama 26 tahun Cryptical telah merilis dua album penuh (“Fight, Survive, Existence” – 2000 & “In Between Third Space – 2008), satu split album bersama Burning Inside (“Two Forces of Element Arise” – 2001), single dalam kompilasi “Perang yang tak Pernah Kita Menangkan” yang dirilis oleh Harder Records dari Bandung pada tahun 2022 dan kompilasi-kompilasi lainnya. Pada masa pandemi dua single seperti “Bongkar!” dan “Akumulasi” dirilis pada tahun 2021 dalam platform digital. (Fch)

Share :

Baca Juga