INSOMNIAEnt.id – Banyak di kota besar udah punya skena HipHop mereka sendiri, tapi beda kalau di Tuban, disini masih di dominasi Hardcore dan Pop Punk. Dulu nggak ada yang berani nekat buat ngedorong suara HipHop dari kota ini. Sampai akhirnya “Arunika” lahir. Ini bukan sekedar track, ini bisa diartikan bahwa HipHop akhirnya bangun dan lahir di Tuban.
Arunika sendiri mempunyai makna cahaya mentari yang terbit di pagi hari. Simbol awal mula, titik balik, dan sinar yang akhirnya muncul setelah gelap panjang. Ini refleksi dari perjalanan kami. Dari nol kami berangkat, sampai buat ngebangun sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.
Di verse pertama, lagu ini nyeritain gimana semua ini dimulai. “Ku tulis ini dengan pena yang hampir berkarat” ini adalah simbol perjuangan dari keterbatasan. Kami nulis, kami ngerap, kami ngotot buat tetep jalan walau banyak yang ragu. “Kini ku datang dengan style golden era”, ini statement bahwa kami terinspirasi dari sound HipHop era emas, tempat skill dan lirik jadi yang utama. Kami juga hadir bukan buat ikut-ikutan tren, tapi buat nunjukin kalau HipHop di Tuban itu ada dan nyata.
Nah, ini bagian reff yang nyentil keras: “Still with my clan! / This is sound of wounds from underground”. Ini suara luka dari bawah tanah, suara orang-orang yang nggak didengerin, yang akhirnya ngambil microphone dan bersuara sendiri untuk menyuarakan isi dan kegundahan hati.
Di verse kedua, makin jelas kalau lagu ini soal perjalanan. “Bercumbu dengan microphone, semakin puas” ini soal kecintaan kami sama HipHop yang nggak bisa diganggu gugat. Kami tahu kalau jalannya nggak gampang. “Langkahku berliku namun ku terus melaju”, karena setiap rintangan bukan buat bikin kita berhenti, tapi ini yang bikin kita makin kuat.
Verse ketiga ini kita ngasih penghormatan ke Julian Sadam, rapper underground asal Sid- Town yang jadi inspirasi buat kami karena penggunaan diksi dan rima yang salah besar jika tidak di apresiasi. “Kami tak akan padam seperti Julian Sadam”, karena dia nunjukin kalau rap itu bukan sekadar musik, tapi bentuk perlawanan. Makanya di akhir lagu ini, kami menulis “Memulai episode baru, T-Town HipHop Movement” ini bukan sekadar single, ini adalah gerakan.
Tidak sedikit juga yang menganggap kalau Tuban itu tertinggal soal kreativitas, dan mungkin banyak yang setuju soal itu. Bahkan temenku pas nongkrong dan bahas soal tren dia berkata “Tuban itu 5-7 tahun yang lalu kota2 besar lainnya” dimana bisa dibilang telat atau tertinggal dalam menyikapi suatu tren baru atau skena baru. “Arunika” lahir buat ngehancurin batas itu.
Ini suara perlawanan, suara yang nggak akan bisa diredam karena setelah ini ada rilisan terbaru dari salah satu crew kami yaitu Lost Control yang berjudul Muqadimah. Sekarang, HipHop di Tuban udah mulai bernapas dan bersuara akan “Make hiphop great again!”