INSOMNIAEnt. : Masih terekam oleh kita bagaimana tragedi teror yang menyerang Jawa Timur, tepatnya di Surabaya dan Sidoarjo, begitu memilukan. Kecaman dan kutukan mengalir keras kepada para teroris yang sudah berperilaku amoral.
Bangsa ini seperti terguncang lalu terhenyak menyadari rentetan ledakan di Jawa Timur yang pastinya memiliki dampak besar bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi para korban.
Ucapan pilu dan belasungkawa pun tidak dapat dibendung. Suasana politik yang harus diakui membuat bangsa besar ini seolah terbelah, sekejap bersatu dan melebur untuk memberi keprihatinan juga dukungan kepada penegak hukum untuk mengusut kasus tersebut.
Tagar #KamiTidakTakut kemudian menyebar dengan cepat dijagad maya dan kehidupan nyata. Berbagai kalangan menyampaikan sumpah serapahnya kepada pelaku pengeboman atas aksi mereka yang dinilai tidak berperikemanusiaan.
Bukan hanya di daerah yang menjadi korban, bentuk dukungan itu dengan cepat mencuat dan marak berlangsung dihampir seluruh belahan negara Indonesia, tak terkecuali di Kota Serang.
Berlokasi di House Of Salbai 34 Venue, puluhan massa yang terdiri atas berbagai komunitas, berkumpul pada Selasa (15/5/2018) malam untuk menyatakan sikap perlawanan terhadap teroris.
Komunitas dari fotografer, seniman, mahasiswa, pegiat literasi, aktivis, dan jurnalis, berkumpul dengan melantangkan kalimat serta tagar #KamiTidakTakut. Aksi itu cukup simple, dan berbeda dari aksi dukungan biasanya yang kerap menyuguhkan renungan dan bakar lilin. Diacara itu, para inisiator hanya menggiring peserta yang hadir untuk menyanyikan lagu-lagu kebangsaan sebagai pembakar semangat untuk melawan tindakan terorisme.
Hebatnya, aksi itu kemudian mengundang perhatian jajaran Polri dari Polres Kota Serang. Karena kita ketahui, serangkaian aksi teror yang terjadi belakangan ini, turut melibatkan aparat kepolisian sebagai korban.
Bahkan, acara itu didatangi langsung oleh Kapolres Serang Kota, AKBP Komarudin. Beliau sempat menyampaikan sikap atas peristiwa pengeboman di Surabaya dan Sidoarjo di mimbar panggung seni Salbai 34 Venue.
“Kami sungguh bangga atas apa yang telah dilakukan, inisiatif dari komunitas berkumpul untuk menyatakan sebuah sikap atas tragedi beberapa hari lalu. Malam ini betul-betul ajang inspirasi yang kuat, bahwa kita tidak takut dan tidak akan pernah mundur dengan berbagai macam teror yang mereka lempar,” ungkap Kapolres.
Menurut Kapolres, pernyataan sikap #KamiTidakTakut yang digagas lintas komunitas ini, semakin menumbuhkan semangat pada jajaran Polri dan masyarakat, bahwa peristiwa di Surabaya tidak akan memengaruhi persatuan rakyat Indonesia oleh ancaman teror yang diberikan. Malah ia merasa, dukungan seperti itu membuat Polri merasa semakin kuat.
“Gerakan seperti ini semacam vitamin bagi Polri untuk terus bergerak mengungkap berbagai permasalahan yang sebagian masih tanda tanya. Berbagai komunitas juga sudah menyatakan bahwa kita tidak pernah takut. Maka ini adalah amunisi besar supaya kekuatan kita makin kokoh. Sehingga diharapkan tidak adalagi upaya teror yang dilakukan,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang seniman dari Komunitas Fotografer Indonesia (KFI), Indra Kesuma ikut menyampaikan pandangannya. Menurutnya, gerakan dan sikap #KamiTidakTakut adalah sebuah upaya kecintaan masyarakat terhadap negaranya. Berkumpulnya lintas komunitas di Kota Serang menyikapi tragedi bom di Jatim, merupakan wujud perlawanan terhadap berbagai aksi radikal.
“Dengan bersatu, warga Kota Serang siap untuk menghadapi berbagai tantangan apapun. Dan dengan berkumpul, setiap kepala akan memberi diskusi yang inspiratif. Karena tujuan mereka (terorirs, red) berusaha menghancurkan generasi muda,” ucapnya.
Owner House Of Salbai 34 Venue, MQ Rizky menambahkan, pihaknya tergerak menjadi inisiator kegiatan tersebut, karena ingin menjadi bagian yang memberi semangat positif kepada masyarakat supaya tidak terlalu terpuruk dengan bencana yang terjadi. Karena bagaimana pun, perlawanan terhadap teroris harus dilantangkan dengan sikap berani.
“Ini adalah bentuk sikap kami bahwa kami tidak takut. Yang penting keep positif dan berkarya,” singkat pria yang akrab disapa Ceki itu.
Selain menyanyikan lagu-lagu kebangsaan yang dipandu oleh Om Doni dari Largo Musik, gerakan itu juga diisi dengan pembacaan puisi dari Wahyu Arya, sastrawan sekaligus jurnalis bantennews.co.id. Lalu panitia juga menyediakan panggung musik, dan menyelipkan atraksi pantomim. (FCH)