Review Road To Stage Bus Jazz Tour 2018 di Salbai 34 Venue

INSOMNIAEnt.id : Syahdu! Salah satu kata yang menggambarkan suasana Road To Stage Bus Jazz Tour 2018 di House Of Salbai 34 Venue, Sabtu (22/7).

Sebetulnya tidak ada yang begitu berbeda di panggung kreatif Salbai 34 Venue pada Sabtu malam. Alunan nada dari para musisi sudah sering kali terdengar dari panggung semi rigging berukuran 5×7 meter itu.

Karena hampir tiap pekan Salbai 34 Venue menge-set alat musik demi menghidupkan dunia industri musik kreatif di Serang yang seakan redup dari apresiasi.

Namun hadirnya Road To Stage Bus Jazz Tour 2018, membawa gairah yang berbeda dalam mengapresiasi karya para musisi domestik.

Tatanan cahaya temaram dari jejeran Par-LED dan Beam yang terpasang dicelah rigging system bersanding dengan petikan gitar tempo low para line up, membuat malam Minggu jemaah Salbai 34 Venue terasa syahdu.

Musik dan kopi, menjadi sajian utama yang selalu bersanding manakala panggung Salbai 34 Venue bergema. Hal itu menjadi ritual yang sulit dikesampingkan. Ditambah keintiman para pengisi acara.

Edisi Non Distorsi

Esok, Hagiasophia, Beranda Rumah, A.A.C.H, dan Salbai Jazz Project, secara bergiliran mengeluarkan magisnya untuk menghipnotis penonton.

[smartslider3 slider=4]

Ini adalah pertama kalinya panggung Salbai 34 Venue diambil alih oleh musisi yang semuanya berlabel non distorsi.

Para line up Road To SBJT 2018 dalam menyambut Stage Bus Jazz Tour 2018 ini berangkat dari unsur akustik, pop, dan folk.

Diawali dengan Esok, yang memecah deru mesin-mesin jalanan yang hilir mudik di balik panggung. Unit pop asal Kota Baja Cilegon ini membuka dengan manis Road To SBJT 2018 kedua di Banten.

Lewat nomor Akusara dan Untitle, mereka berhasil membuat para penonton semakin nyaman diam di tempat duduknya.

Esok usai, giliran Hagiasophia yang memimpin crowd. Kawanan Folk dari Selatan Banten ini, membuka aksinya lewat salah satu tembang termasyhur dari Efek Rumah Kaca, Sebelah Mata.

Disusul hits duo rock elektronic Scaller, bertajuk Live and Do. Dan ditutup dengan karya orisil mereka yang akan segera rilis, Hagia Sophia.

Enam remaja ini sukses membuat penonton takjub dengan ramuan musik mereka yang tidak disangka.

Cermatan penulis, single ini kental unsur post rock-nya Explosions In The Sky, Mogwai, berbalut folk rock Barasuara dan “keademan” Banda Neira, dikemas dengan epic.

Setlist tiga lagu dari Hagiasophia, cukup membuka mata bahwa Rangkasbitung punya talenta yang tak biasa.

Hal itu diperkuat dengan alunan akustik empat pria setelahnya, Beranda Rumah. Folk akustik akang-akang dari Rangkasbitung ini memaksa kita untuk menyadari, bahwa folk di Banten bukan hanya berkembang biak di Tangerang, Serang, dan Cilegon!

Meski membawakan semua karya sendiri seperti nomor Perjalanan dan Jual Mahal, namun Beranda Rumah nampak tidak canggung “menina bobokan” penonton.

Pembawaan yang tenang dan kalem, memperlihatkan signature musik-musik sejenis memang selalu ramah untuk dinikmati.

Waktu menunjukkan pukul 21.30 WIB. Saatnya punggawa A.A.C.H unjuk gigi. Lewat kematangan mereka dalam bermusik, lagu C.I.N.T.A milik D’Bagindas dan Dara Muda-nya sang Raja Dangdut, berhasil di mixtape sebagai pembuka.

Meski digubah total menjadi Jazz, namun dua lagu fenomenal itu tetap renyah didengar. Dilanjutkan dengan dua single terbaru mereka, Hujan Pagi Hari dan Rindu Pulang,

Sebagai penutup, A.A.C.H kembali meng-cover lagu favorit remaja era 2000an, Menghitung Hari nya Anda. Duet Ony sang dan petikan gitar Kurnia sempat membuat penonton sing along.

Sajian penutup, menampilkan kolaborasi musisi kawakan Purwo Rubiono (Cakwo) dan Gitaris Mahirs Band, Aldo dengan membawa nama Salbai Jazz Project. Dibantu Robin pada drummer, Cakwo yang didaulat menjadi Front Man membawa tembang-tembang lawas seperti Pergi Untuk Kembali ciptaan Minggus Tahitoe.

Eksistensi Misi Salbai 34 Venue

Tagline Creative, Freedom and Social Art yang diusung House Of Salbai 34 Venue sekali lagi dibuktikan melalui Road To Stage Bus Jazz Tour 2018.

Meski hanya singgahan MLDSPOT untuk memeriahkan puncak SBTJ 2018 di Cilegon nanti, namun rekrutan Salbai 34 Venue dalam event ini menambah catatan konsistensi mereka dalam upaya memajukan industri seni kreatif di Banten.

Salbai 34 Venue bakal menjadi bagian tonggak sejarah munculnya deretan talenta berbahaya di bumi jawara.

Langkah itu dipastikan tidak hanya terhenti di Road To SBJT 2018. Namun patut ditunggu, sentuhan apalagi yang dihadirkan Salbai 34 Venue dalam memberi ruang bagi rekan-rekan kreatif di Banten?

Follow Us

Latest News