INSOMNIAEnt.id – Ludy Suhatman atau yang lebih dikenal sebagai Ludy 26, secara diam-diam baru saja menyelesaikan project solonya.
Pria pelontos itu baru saja melepas single perdana sebagai solois. Now and Forever dipilih sebagai tajuk karya perdananya di luar Suck-It 26, band yang telah dimotorinya selama puluhan tahun bersama Igun, Lutvan, Lutfi, dan Desna.
insomniaent.id pun coba menelusuri seberapa besar hasrat Ludy dalam mengembangkan karirnya sebagai musisi kawakan. Di tengah kesibukannya menjelajah “Gotham City”, Om Ludy (begitu dia akrab disapa), dengan relanya dibrondong oleh sejumlah pertanyaan yang sejatinya tidak begitu memiliki esensi.
Berbekal sebatang rokok yang diselipkan dijemari kanannya, Om Ludy pun memulai kisahnya dibalik Now And Forever.
“Udah lama sih kepikiran mau bikin single. Kira-kira dari dua tahun lalu,” kenangnya.
Ucapannya itu pun seketika mengundang pertanyaan dasar yang pasti ditanyakan oleh orang-orang yang mengenalnya. Mengapa memilih solo karir?
Namun dengan santainya, Om Ludy menetralisir pertanyaan tersebut.
“Gua enggak milih solo karir. Cuma iseng aja, biar ada kenangan. Kan udah kopak ompong,” ujarnya sambil memamerkan gigi ompongnya yang berada di barisan kiri.
Ungkapan ringan itu pun nyatanya sejalan dengan proses kreatif yang dilakukan. Dia bertutur bahwa Now And Forever digarap dengan durasi yang cukup singkat.
“Sebenernya nih lagu udah lama, makanya prosesnya cepet tinggal record doang plus gua ambil versi akustik. Tapi ada sebagian isian gitar diisi Cimot (ex Oklahoma Super Dance Heroes, Hellen Kill The Fallen Angel, dan The Minded),” katanya lagi-lagi setengah bercanda.
Tapi, raut wajahnya mendadak berubah serius saat disinggung soal inspirasinya dalam menulis Now and Forever. Nampaknya single itu begitu emosional bagi seorang Om Ludy yang sepanjang karirnya, begitu banyak kisah suka maupun lara tercipta.
“Inspirasinya dari perjalanan hidup gua aja selama bermusik. Isinya tentang cinta tapi lebih universal kenanya kepertemanan atau persaudaraan,” ucapnya getir.
Langkahnya untuk menelurkan single solo, membuktikan bahwa musikalitas Ludy tidak kenal batas meski usianya tidak lagi bisa dibilang muda. Walaupun terkesan sebagai project egosentris, namun idealis punk pria pengagum No Use For A Name ini keliatannya masih tinggi.
Hal itu tertangkap kala bibirnya dengan lantang menegaskan bahwa project ini tidak akan mengubah komitmennya terhadap Suck-It 26.
“Suck-It 26 akan terus jalan sampai ajal menjemput!,” tegasnya.
Pun demikian ketika dihadapi permintaan menggambarkan treatment apa yang akan dilakukan saat tawaran manggung secara individu datang.
“Enggaklah, bebas enggak pake prosedur segala. Udah kaya Glenn Fredly aja,” kelakarnya sambil tertawa.
Selama ini, Ludy tidak pernah tampil solo di atas panggung. Jika tidak sedang bersama Suck-It 26, Ludy juga kerap tampil bersama unit punk lain yang mengajaknya kolaborasi. Sebut saja diantaranya ASS dan Valiant Kullo.
Maka keberanian Ludy show up sendiri di tengah gemerlap sorotan lighting pun dipertanyakan. Beranikah ia membuktikan energi besarnya itu di atas panggung tanpa dukungan koleganya yang lain?
“Siaplah yang penting ada “Hiiiks”-nya,” respon Ludy seraya menyimbolkan kantong plastik hitam yang identik dengan gumpalan cairan hitam kental penghangat suasana.
Hmmm, cairan itu layaknya doping bagi Ludy. Baginya itu adalah obat ‘ganteng” dan “Powerfull” di hadapan ratusan audiens.
Di luar project solonya yang terlihat ambisius, nyatanya itu sebatas sarana Ludy “ejakulasi”. Dia pun menyebut bahwa Now And Forever hanya sebagai catatan portofolio prinadi dalam karir musiknya.
“Rencananya udah ini aja, enggak lagi-lagi, pertama dan terakhir kali cuma buat kenang-kenangan doang,” kilahnya.
Yang jelas, apapun alasan Om Ludy, apapun rencananya, akan selalu ada “Hiiiks” yang siap menyokong karirnya. Cheers.