Single Debut dari Penganut Sekte Sabbathian, Age of Spin

INSOMNIAEnt.id – Terbentuk di Bandung awal tahun 2020, kwintet yang berisi Fadhli (vokal), Opep dan Yusa (gitar), Bagas (bass), serta Rai (drum), meleburkan dan membaptis diri dalam sebuah grup bernama Age of Spin.

Mereka mengusung heavy rock/metal, namun tetap berkiblat pada sekte Sabbathian dengan sentuhan hibrida apapun itu. Dengan kumpulan riff berat, akhirnya grup ini siap melesat dengan debut single yang bertajuk Godus.

“Di awal-awal saya menyukai Sabbath, setelah meraba-raba, akhirnya kami menemukan formula yang pas untuk band ini,” ujar sang Gitaris, Opep kepada InsomniaEnt.id.

[Artikel lain]

Aroma Sweedish Metal Meletup dari Prismal Dawn

Mereka menceritakan bahwa proses penggarapan materi perdananya ini lumayan lama karena beberapa alasan.

“Materi sebenarnya sudah selesai jauh-jauh hari. Namun ada beberapa kendala. Pertama, vokalis kami tiba-tiba perlu melakukan terapi dengan ahli medis yang memakan waktu cukup lama. Lalu di awal tahun 2021 saya harus pulang ke kampung halaman karena beberapa urusan. Saat balik Bandung, saya menanyakan kepada kawan-kawan lain, apakah masih mau melanjutkan band ini? Jawabannya mereka ternyata masih mau untuk melanjutkan. Jadi, ya sudah, gaspol!” ujar Yusa.

Artwork Age of Spin

Direkam di Escape Studio oleh Puja Purnama Putra, mixing mastering pun masih dikerjakan di tempat dan orang yang sama. Dalam departemen cover sampul dieksekusi oleh Yowdi Santiar yang juga tergabung dalam unit thrash penuh marabahaya, Iron Voltage.

Ditulis oleh Fadly, dalam segi lirikal mereka mengusung beberapa fenomena dan kritik sosial yang sifatnya lebih ke personal.

“Untuk kedepannya kami berencana merampungkan EP, inginnya sih album. Kami sudah mulai menggodog materi baru, semoga bisa rilis dalam waktu dekat,” tambah Rai.

[Artikel lain]

Reuni Busuk, Kenduri Metalheads di Masa Pagebluk

Godus yang sudah dilepas sejak 15 Oktober ini bercerita tentang hilangnya kebebasan manusia pada era sekarang, mewakili ketidakpuasan terhadap segelintir orang dan kemudian memicu keresahan bagi orang banyak.  

Bagi mereka yang hidup diatas hidup orang lain dan tidak memiliki kebebasan yang dibutakan oleh keserakahan. Bisa dibilang kebebasan atau bahkan kehidupan itu sendiri mati di bawah “Godus”.

Share :

Baca Juga