INSOMNIAEnt.id – Menjelang perayaan dua dekade kolektif Pop asal Yogyakarta, The Rain pada Desember nanti, mereka melepas karya teranyar bertitel “Salam dari Ibumu”.
Meski terdengar klise, tapi percayalah di tangan Indra Prasta (vokal utama, gitar), Iwan Tanda (gitar), Ipul Bahri (bass) dan Aang Anggoro (drum) “Salam dari Ibumu” jadi sebuah karya yang asyik untuk didengarkan dan membawa kita senyum-senyum sendiri menilik bait-bait liriknya yang menggelitik sambil menahan pilu yang tak bertepi dari sound pop ala The Rain.
[Artikel lain]
Aku Siap!, Menandai Eksplorasi Baru dari The Rain
Menurut sang Vokalis, ‘Salam dari Ibumu’ bercerita tentang jatuh cinta pada sahabat sendiri. Ketika sudah bersahabat cukup lama, saling mengenal luar dalam, hingga tahu banyak tentang rahasia satu sama lain, lalu ternyata ada perasaan yang muncul hanya searah. Gayung tak bersambut. Digambarkan secara harfiah lewat barisan liriknya.
“Saya membayangkan sebuah kondisi zona teman yang rumit dan sudah sulit untuk diubah. Sudah dekat dengan keluarganya. Sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ibunya, tapi tetap saja hanya dianggap sebagai sahabat olehnya. Serumit itu,” ujar Indra berkelakar.
Musiknya dikemas dalam balutan aransemen yang terdengar berbeda dibanding lagu-lagu The Rain yang pernah dirilis selama ini. Ada nuansa ambient yang menyelimuti dengan hangat di sepanjang lagu.
“Menyenangkan sekali mencoba hal-hal baru tanpa menghilangkan karakter The Rain. Album baru ini akan sangat beragam warnanya,” ujar Aang.
Single “Salam dari Ibumu” dirilis di bawah payung Heavy Rain Records, label independen The Rain sejak 2013, dan didistribusikan oleh MK Records.
[Artikel lain]
Kompilasi Soundtrack Peringati Hari Ayah Nasional
Salam dari Ibumu juga akan menjadi jembatan menuju album ketujuh The Rain yang sudah tertunda cukup lama. Terakhir, mereka menelurkan album pada 2016 lalu berjudul “Jabat Erat”. Setelah itu, mereka tetap produktif dengan mengeluarkan Tetralogi. Dimulai dari Hingga Detik Ini yang tercantum dalam album Jabat Erat, dilanjutkan dengan Rencana Berbahaya, Upaya Maksimal, dan Ujung Pertemuan.
“Awalnya sempat terpikir untuk membuat album The Best of The Rain saja, mumpung momennya pas di ulang tahun ke-20, dan kami belum pernah merilis album kompilasi hits The Rain. Tapi setelah beberapa kali menggelar sesi latihan, ada banyak lagu baru yang lahir. Jadi kami memutuskan untuk merayakan momen dua dekade The Rain dengan merilis barisan lagu baru lewat album ini. Lagu baru, babak baru, semangat baru,” tambah sang gitaris, Iwan Tanda.